Menikmati Keindahan Kawah Putih dari Sunan Ibu
Siapa yang tidak kenal
kawah Putih, destinasi wisata paling dikenal di daerah Ciwidey Bandung selatan.
Kawah yang terbentuk akibat dari letusan Gunung Patuha ini memiliki Keeksotikan
kawah asam nya yang berwarna hijau dipadu dengan hamparan pasir putih nya yang indah.
Dibalik keeksotikan nya ternyata kawah putih masih menyimpan kecantikan yang
dapat dinikmati dari sisi lain. yaitu dari sebuah tebing bernama Sunan Ibu.
Saat ini Sunan Ibu mulai dikenal sebagai spot menyaksikan matahari terbit atau
Sunrise. Hal ini lah yang membuat saya penasaran dan berkeinginan kuat untuk
mencumbui keindahannya.
Dari Bandung saya
bersama ketiga teman memulai perjalanan jam 03.00 Pagi menggunakan sepeda
motor. cukup niat memang bagi kami yang terbiasa bangun siang di hari Minggu
bangun sepagi itu menuju Ciwidey untuk menyaksikan Sunrise di Sunan Ibu.
perjalanan dari Bandung ke pintu masuk Kawah Putih saat itu hanya ditempuh 1
jam saja karena jalanan relatif masih sepi. sesampainya di Pintu masuk kami
beristirahat sejenak di sebuah warung kopi yang berada persis di depan pintu
masuk kawah putih.
sambil menikmati secangkir kopi yang dihangatkan oleh api unggun saya berbincang dengan Pak Maman si pemilik warung. saya sengaja memulai perbincangan sebari bertanya mengumpulkan informasi tentang Sunan Ibu karena kami baru pertama kali. Pak Maman menuturkan untuk menuju Sunan Ibu dari pintu masuk Kawah Putih kita diharuskan melapor dulu ke petugas Perhutani untuk membeli Tiket masuk. Sementara pembelian tiket masuk baru dibuka jam 7 pagi, sontak kami berempat sedikit kebingungan karena niat kami menyaksikan moment matahari terbit yang harus berangkat lebih pagi.
Akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke area pintu masuk kawah putih mencari petugas Perhutani untuk mencari informasi. kami sudah berputar putar tak satu pun petugas yang kami temui, tanpa berpikir panjang kami pun nekad masuk melipir melewati samping portal agar tidak ketinggalan menyaksikan matahari terbit. setelah melewati portal kami memacu sepeda motor melewati jalanan yang dikelilingi hutan dengan medan terus menanjak. kemudian kami sampai di area parkir atas kawah putih yang ditempuh sekitar 20 menit dari pintu masuk. sesampainya di area parkir kami kembali kebingunan mencari jalan menuju Sunan Ibu, tak ada satupun orang dan kendaraan yang berada disitu. kemudian kami menghampiri kantor petugas Perhutani yang berada di area parkir namun sama tidak ada petugas yang berada disana. lalu kami berjalan mencari jalan menuju Sunan Ibu menggunakan senter handphone karena hari saat itu masih gelap. akhirnya terlihat petunjuk arah menuju Sunan Ibu, jadi dari area parkir mengambil jalan menanjak ke sebelah kiri. kami pun kembali memacu sepeda motor kami melewati medan yang semakin menanjak. tak lama 10 menit kemudian kami sampai di area parkir Sunan Ibu yang saat itu sudah cukup ramai oleh pengunjung.
Saat akan memarkirkan sepeda motor kami dihampiri oleh seorang petugas dari Perhutani. Ia menanyakan perijinan kami mengunjungi Sunan Ibu, sontak kami sedikit panik karena saat di pintu masuk bawah tak satupun petugas yang kami temui untuk meminta ijin dan membeli tiket masuk. perbincangan pun semakin alot saat seorang petugas perhutani lainnya menghampiri kami, dengan nada sedikit tinggi ia menyuruh kami turun kembali menemui petugas yang berada di pintu masuk untuk melapor dan membeli tiket. Ia pun menegaskan aturan masuk ke kawah putih tidak boleh menggunakan sepeda motor. Saya pun meminta maaf karena di satu sisi kami memang salah masuk tanpa ijin, namun si petugas tersebut tetap keukeuh dan malah menganggap kami ilegal. kami pun tidak mau kalah terus melobinya sebari memberi penjelasan karena kami tidak bermaksud melanggar aturan di cap sebagai pengunjung ilegal. maklum kami baru pertama kali kesini dan masih minim informasi mengenai prosedur menunjungi sunrise view point Sunan Ibu. akhirnya petugas tersebut sedikit melunak saat saya ikuti ke kantor nya yang berada di area parkir. Ia mengijinkan kami masuk ke Sunan Ibu dengan catatan KTP kami ia tahan sebagai jaminan dan berjanji tidak akan mengulangi masuk tanpa melapor. dari yang sebelumnya galak petugas itu berubah menjadi baik dan saya pun berkenalan dengan nya, namanya Pak Suhendar salah seorang petugas Perhutani yang mengelola wisata Kawah Putih. Setelah KTP kami serahkan pak Suhendar mempersilahkan kami segera naik ke Sunan Ibu agar tidak ketinggalan menyaksikan matahari terbit.
sambil menikmati secangkir kopi yang dihangatkan oleh api unggun saya berbincang dengan Pak Maman si pemilik warung. saya sengaja memulai perbincangan sebari bertanya mengumpulkan informasi tentang Sunan Ibu karena kami baru pertama kali. Pak Maman menuturkan untuk menuju Sunan Ibu dari pintu masuk Kawah Putih kita diharuskan melapor dulu ke petugas Perhutani untuk membeli Tiket masuk. Sementara pembelian tiket masuk baru dibuka jam 7 pagi, sontak kami berempat sedikit kebingungan karena niat kami menyaksikan moment matahari terbit yang harus berangkat lebih pagi.
Akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke area pintu masuk kawah putih mencari petugas Perhutani untuk mencari informasi. kami sudah berputar putar tak satu pun petugas yang kami temui, tanpa berpikir panjang kami pun nekad masuk melipir melewati samping portal agar tidak ketinggalan menyaksikan matahari terbit. setelah melewati portal kami memacu sepeda motor melewati jalanan yang dikelilingi hutan dengan medan terus menanjak. kemudian kami sampai di area parkir atas kawah putih yang ditempuh sekitar 20 menit dari pintu masuk. sesampainya di area parkir kami kembali kebingunan mencari jalan menuju Sunan Ibu, tak ada satupun orang dan kendaraan yang berada disitu. kemudian kami menghampiri kantor petugas Perhutani yang berada di area parkir namun sama tidak ada petugas yang berada disana. lalu kami berjalan mencari jalan menuju Sunan Ibu menggunakan senter handphone karena hari saat itu masih gelap. akhirnya terlihat petunjuk arah menuju Sunan Ibu, jadi dari area parkir mengambil jalan menanjak ke sebelah kiri. kami pun kembali memacu sepeda motor kami melewati medan yang semakin menanjak. tak lama 10 menit kemudian kami sampai di area parkir Sunan Ibu yang saat itu sudah cukup ramai oleh pengunjung.
Saat akan memarkirkan sepeda motor kami dihampiri oleh seorang petugas dari Perhutani. Ia menanyakan perijinan kami mengunjungi Sunan Ibu, sontak kami sedikit panik karena saat di pintu masuk bawah tak satupun petugas yang kami temui untuk meminta ijin dan membeli tiket masuk. perbincangan pun semakin alot saat seorang petugas perhutani lainnya menghampiri kami, dengan nada sedikit tinggi ia menyuruh kami turun kembali menemui petugas yang berada di pintu masuk untuk melapor dan membeli tiket. Ia pun menegaskan aturan masuk ke kawah putih tidak boleh menggunakan sepeda motor. Saya pun meminta maaf karena di satu sisi kami memang salah masuk tanpa ijin, namun si petugas tersebut tetap keukeuh dan malah menganggap kami ilegal. kami pun tidak mau kalah terus melobinya sebari memberi penjelasan karena kami tidak bermaksud melanggar aturan di cap sebagai pengunjung ilegal. maklum kami baru pertama kali kesini dan masih minim informasi mengenai prosedur menunjungi sunrise view point Sunan Ibu. akhirnya petugas tersebut sedikit melunak saat saya ikuti ke kantor nya yang berada di area parkir. Ia mengijinkan kami masuk ke Sunan Ibu dengan catatan KTP kami ia tahan sebagai jaminan dan berjanji tidak akan mengulangi masuk tanpa melapor. dari yang sebelumnya galak petugas itu berubah menjadi baik dan saya pun berkenalan dengan nya, namanya Pak Suhendar salah seorang petugas Perhutani yang mengelola wisata Kawah Putih. Setelah KTP kami serahkan pak Suhendar mempersilahkan kami segera naik ke Sunan Ibu agar tidak ketinggalan menyaksikan matahari terbit.
dari area parkir kami berjalan kaki menaiki anak tangga yang terus menanjak.
terlihat wisata Sunan Ibu ini sudah mulai tertata dengan baik, area parkir nya
cukup luas terdapat pula fasilitas umum seperti WC. jalan menuju Sunan Ibu pun
sudah tertata baik berupa anak tangga, selain itu di beberapa titik anak tangga
terdapat tempat sampah. Berjalan kaki menaiki anak tangga sekitar 15 menit dari
area parkir kami pun sampai di Puncak tebing Sunan Ibu. inilah spot baru di
kawasan wisata kawah putih yang dijadikan tempat untuk menyaksikan moment
matahari terbit. saat itu waktu sudah menunjukan pukul 05.30 pagi, kedatangan
kami disambut kabut yang menghalangi kecantikan matahari yang terbit perlahan
dari ufuk timur. keeksotikan kawah Putih pun tidak nampak terhalang kabut yang
cukup tebal. sedikit kecewa memang namun kami tetap yakin beberapa saat lagi
kabut akan tersibak tertiup angin.
sunrise terhalang kabut |
kabut mulai tersibak |
Benar saja sekitar jam06.00 kabut perlahan
mulai tersibak keeksotikan kawah Putih pun mulai terkuak. namun matahari sudah
cukup tinggi moment terbit dari ufuk timur sudah lewat. tapi tak apa rasa lelah
kami terbayar oleh keekostikan kawah putih yang terlihat sangat indah dilihat
dari Sunan Ibu. kami pun tidak melewatkan moment indah ini, secara bergantian
kami berswafoto mengabadikan moment keindahan Sunan Ibu. saat itu kami
berkenalan dengan seorang pengunjung yang berasal dari Jakarta, namanya Om
Felix. Ia adalah seorang fotografer yang menjadikan alam sebagai objeknya. Ia
menuturkan tertarik menunjungi Sunan Ibu ini karena penasaran akan pesona
keindahannya. lalu ia menawarkan kami untuk menjadi model foto nya, dengan
senang hati kami pun mengiyakan tawaran menarik itu. Dengan kehandalan kamera
dan bidikan nya yang sudah prodesional hasil foto kami terlihat sangat bagus,
dan ia menjanjikan akan mengirim nya kepada kami.
bersantai menggunakan hammock |
spot gazebo sebelum puncak tebing sunan Ibu |
dari berbagai sudut Sunan Ibu
memancarkan keindahannya, di area puncak Sunan Ibu ini terdapat sebuah bangunan
keramat menyerupai makam yang katanya cukup sakral. baiknya kita sebagai
pengunjung harus menghormati mitos ini karena kami hanyalah tamu. Jangan sekali
sekali sompral atau berbicara seenaknya dan berbuat gaduh saat berada di
kawasan Sunan Ibu ini karena akan fatal akibatnya. Menurut cerita pak Maman
pemilik warung kopi di dekat Pintu masuk beberapa bulan lalu pengunjung dari
Cirebon hilang sekitar 2 bulan di sekitar kawasan Sunan Ibu. saat ditemukan
satu per satu dari mereka berada di tempat yang berbeda beda dalam keadaan
sangat lemas. percaya atau tidak sebagai pengunjung kita harus sopan saat
berkunjung ke sebuah tempat karena di alam kita terutama hutan merupakan tempat
bagi makhluk selain manusia. setelah puas berada di Sunan Ibu kami segera
turun, sampai di area parkir kami bergegas mencari Pak Suhendar dan di kantor
nya pun sudah tidak ada. lalu kami segera turun saat sampai di area pintu masuk
kami mengunjungi kantor Perhutani pengelola Kawah putih untuk mengambil KTP
kami yang disimpan sebagai jaminan oleh Pak Suhendar. Setelah membayar tiket
masuk kawah putih dan tiket Sunan Ibu KTP kami dikembalikan. lalu kami segera
pulang kembali menuju Bandung.
para pemburu Sunrise |
pemandangan kebun teh dari dekat area parkir sunan ibu |
Tips Mengunjungi Sunan
Ibu bagi Para Traveller
- Persiapkan fisik dan mental karena akan menempuh medan
yang cukup terjal
- Bawalah jaket yang tebal karena cuaca disana sangat
dingin
- Bawa perbekalan dari rumah karena di Sunan Ibu tidak
ada penjual makanan
- bagi yang akan menyaksikan Sunrise baiknya jam4 pagi
sudah sampai di pintu masuk
- Jika berkunjung di waktu Pagi (menyaksikan Sunrise)
sebaiknya cari petugas Perhutani yang berada di kantor dekat pintu masuk
untuk melapor dan meminta Ijin
- Jangan seperti kami nekad berkunjung tanpa melapor dan
meminta ijin agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan
- Tidak disarankan menggunakan Sepeda motor dari Area
Pintu masuk bawah ke Sunan Ibu karena aturan disana Sepeda motor dilarang
masuk, bagi pengunjung bersepeda motor dapat menggunakan mobil ontang
anting yang disediakan oleh pengelola
- tiket masuk ke Sunan Ibu terdiri dari, Tiket masuk
kawah putih Rp 20.000, mobil ontang anting PP Rp 15.000, Tiket masuk Sunan
Ibu Rp 10.000, jadi total Rp 50.000
- Jangan mengotori kawasan wisata Sunan Ibu terutama
sampah karena wisata ini masih alami dan kita harus menjaga dan
melestarikannya.
Kontak Petugas Sunan Ibu :
082130310020